Lubuk
Sikaping, 9 Maret 2013
Kepada
Yth.
Bapak
Gubernur Sumatera Barat
di
Padang
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama dan utama marilah
kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala, karena atas
kasih dan sayang-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk menghirup nafas dan
beraktivitas di muka bumi ini. Insya Allah, kiranya Bapak ketika ditemui surat
ini berada dalam keadaan sehat wal afiat dan diberi keberkatan dalam
menjalankan amanah untuk memimpin Provinsi Sumatera Barat ini. Sebaliknya,
demikian juga kiranya Putri sepeninggal surat ini, tetap sehat dan selalu
bersemangat menuntut ilmu. Amin.
Shalawat beriring salam,
dengan ucapan Allahummashali’ala Muhammad, tak bosan-bosannya kita hadiahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, penghulu sekalian Nabi dan Rasul, yang telah membawa
kita dari alam jahiliyah ke alam iman dan taqwa yang penuh kemajuan, seperti
yang kita rasakan sekarang. Insya Allah kelak di yaumil akhir, kita mendapat
shafaat dari beliau.
Bapak Gubernur yang Putri
hormati,
Sebelum tulisan ini
dilanjutkan, Putri mohon izin terlebih dahulu untuk memperkenalkan diri sebagai
berikut; nama lengkap Khairaniputri Adelista Elvindra, murid kelas IV SD Negeri
05 Pauh, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. SD tempat Putri sekolah
ini, Alhamdulillah, sudah berprestasi lho Pak, sehingga Ibu Kepala Sekolah
sudah pernah diundang ke Istana Merdeka Jakarta untuk mengikuti Upacara
Peringatan Hari Kemerdekaan. Prestasi itu antara
lain Juara Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Tingkat Nasional dan pemenang lomba
Adiwiyata. Disamping itu, Sekolah Putri, dulunya, merupakan satu-satunya SD
yang berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). SD Negeri 05
juga mempunyai banyak kegiatan ekstrakurikuler, antara lain yang Putri ikut
berpartisipasi adalah drum band, dokter cilik, dan peragaan busana,MTQ dan
berpidato.
Sebenarnya sudah cukup lama
Putri ingin berkirim surat kepada Bapak, Keinginan ini muncul, karena Putri
pernah melihat Bapak waktu kunjungan ke Pasaman, meskipun dari kejauhan. Alhamdulillah
dengan adanya lomba ini, niat Putri dapat terkabul. Terima kasih atas
kesempatan yang Bapak berikan. Putri mau bercerita kepada Bapak tentang
Pasaman, yang merupakan salah satu dari sembilan belas Kabupaten/Kota di
lingkungan Provinsi Sumatera Barat. Pasaman adalah wilayah paling ujung bagian
utara dari provinsi yang Bapak pimpin, dan sebagian besar daerah ini berupa
kawasan pertanian. Maka tak heran mayoritas penduduknya mempunyai profesi
sebagai petani. “Bareh Pasaman” atau yang dulu kita kenal dengan “Bareh Tapuih”
merupakan salah satu hasilnya. Pasaman juga merupakan kawasan hijau, disebabkan
memiliki banyak hutan yang rindang. Sehingga tidak salah kalau Pasaman
dikatakan sebagai paru-paru Sumatera Barat, karena 48,24% dari luas wilayahnya
adalah kawasan hutan.(kata Papa prosentasenya)
Namun akhir-akhir ini, Putri
membaca di koran maupun melihat dan mendengar di mass media elektronik, seperti
televisi. Pada media-media tersebut diberitakan tentang kejadian-kejadian
bencana alam yang terjadi pada berbagai
daerah di Sumatera Barat. Bencana alam tersebut meliputi banjir,
longsor, gempa, dan malah tsunami. Kejadian-kejadian itu sangat menakutkan bagi
Putri dan teman-teman. Hampir semua daerah telah mengalami musibah demi
musibah, tidak terkecuali di Kabupaten Pasaman. Di Solok terjadi gempa akibat
letusan Gunung Api, longsor (galodo) di Kabupaten Padang Pariaman yang
mengakibatkan perkampungan hancur lebur dan malah memakan korban jiwa, serta
banjir yang disusul terbannya tanah di Padang. Di Pasaman, tempat Putri tinggal
juga tidak lepas dari bencana ini. Masih segar dalam ingatan kita pada tahun
2012 yang lampau banjir disusul longsor besar yang merusak jalan, rumah, dan
infrastruktur di Kecamatan Simpang Alahan Mati. Malah baru-baru ini (bulan
Februari kemarin 2013), Nagari Koto Nopan di Kecamatan Rao Utara menjadi
terisolir akibat banjir dan longsor. Akibatnya Pak, saudara-saudara Putri di
sana mengalami penderitaan, karena terputusnya transportasi menimbulkan
kelangkaan pasokan kebutuhan sehari-hari. Untunglah dengan kerja keras
Pemerintah dan bantuan para dermawan, sedikit demi sedikit kendala ini dapat
diatasi.
Memang musibah merupakan
ujian atau takdir dari Allah SWT, namun bila Putri perhatikan sebagian bencana
ini diakibatkan ulah tangan-tangan jahat manusia. Misalnya ada yang menggunduli
hutan, padahal tanaman-tanaman yang tumbuh di sanalah yang akan menyerap air
jika hujan dan menghasilkan oksigen bagi kita. Akan tetapi Pak, mereka tidak
mau sadar akan hal ini, sehingga terjadilah bencana.
Dulu Pak kata Mama, “Rimbo
Panti ini kalau kita lewat agak gelap, sekarang sudah sangat terang” tentu ada
yang berkurang pohonnya. Sewaktu Kami melintasi
daerah dari Panti belok kiri ke Cubadak, nagari duo koto pohon di hutan itu sepertinya banyak yang di
tebang, ada yang dialih-fungsikan untuk
lahan perkebunan, ada untuk areal kedai minuman dan perumahan penduduk. Padahal
hutannya dilarang ditebang. Yang parahnya lagi Pak sewaktu Putri melewati
daerah Talu (Pasaman Barat) ada air besar dari atas bukit yang melewati
langsung dalam rumah penduduk. Juga kami
pernah hampir tertimbun longsor di daerah talu juga. Hujan turun begitu
derasnya, dan tanah bukit sudah jarang pohonnya. Akhirnya kami berputar haluan
menginap di simpang empat. Pernah juga Putri dengar Kecamatan Bonjol banjir
besar sampai mobil hanyut terbawa air.Sewaktu kami melewati Simpang Alahan Mati
Nampak sekali longsor dan air itu membawa kayu-kayu pohon yang sudah di tebang.
Kayu itu bergelimpangan di sepanjang jalan yang kami lalui.Jalannya sudah
kecil, sangat jelek Pak, bahu jalan sudah terban. Tolonglah perbaiki jalan itu Pak, Putri mohon Pak. Kata Papa Putri, “
Jalan itu jalan propinsi”. Jalan itu merupakan jalan alternatif apabila
macet di Bukit Tinggi. Ketika lebaran kami selalu melewati jalan itu, tahun
kemaren Mama dan Putri ketakutan melewatinya harus hati-hati kalau tak bisa
masuk jurang. (itu lho jalannya yang kena longsor dan bajir tahun kemaren).
Kata Papa, Pak Bupati sudah
mencanangkan penanaman beribu pohon, tentu pohonnya sekarang kecil. Putri
melihat yang ditanam penduduk banyak coklat, pohonnya diganti dengan tanaman
perkebunan yang akarnya tidak bisa menampung air dengan kuat. Akibatnya longsor
dan banjir mudah datang. Masyarakat banyak juga yang belum sadar akan pentingnya
pohon besar itu. Mereka seakan berpikir itu tak akan datang ke kita, kita kan
nebangnya sedikit. Mereka tidak tahu yang sedikit demi sedikit itu lama-lama
akan menjadi bukit. Yang akan meletus kapan saja Allah ingginkan. Apalagi Putri
tinggal di Lubuk Sikaping yang konon cerita berasal dari lubuak nan sakapiang.
Kalaulah banjir dan longsor terjadi disini, entahlah wallahu alam.
Sekolah kami selalu aktif
dalam penghijauan dan bank sampah. Ibu Kepala bersama warga sekolah segala
menggalakkannya. Kami selalu menjaga kebersihan karena sekolah kami sudah
termasuk percontohan. Banyak sekolah-sekolah lain yang berkunjung. Dekat lho
Pak dengan kantor Bupati. Di sekolah, kami diajarkan komputer dari kelas satu
oleh Pak Endang. Sekarang Putri sudah Kelas 4. Pak Endang pandai dalam operator
dan memperbaiki komputer.
Sepertinya cerita Putri
sudah terlalu panjang, jangan bosan ya Pak membaca surat Putri. Datanglah
berkunjung ke SDN 05 Pauh Lubuk Sikaping, Putri ingin berfoto bersama Bapak,
Putri ingin seperti Bapak menjadi orang besar. Putri sudahi tulisan Putri ini.
Terima-kasih atas perhatian Bapak mau membaca tulisan Putri, mohon maaf atas
kalimat yang salah dan permintaan yang besar. Wabillahi Taufik wal Hidayah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hormat ananda,
KHAIRANIPUTRI
ADELISTA ELVINDRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar