Jumat, 10 April 2015

surat untuk Gubernur



Lubuk Sikaping,  9  Maret 2013

Kepada Yth.
Bapak Gubernur Sumatera Barat
di
Padang

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama dan utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala, karena atas kasih dan sayang-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk menghirup nafas dan beraktivitas di muka bumi ini. Insya Allah, kiranya Bapak ketika ditemui surat ini berada dalam keadaan sehat wal afiat dan diberi keberkatan dalam menjalankan amanah untuk memimpin Provinsi Sumatera Barat ini. Sebaliknya, demikian juga kiranya Putri sepeninggal surat ini, tetap sehat dan selalu bersemangat menuntut ilmu. Amin.
Shalawat beriring salam, dengan ucapan Allahummashali’ala Muhammad, tak bosan-bosannya kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, penghulu sekalian Nabi dan Rasul, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam iman dan taqwa yang penuh kemajuan, seperti yang kita rasakan sekarang. Insya Allah kelak di yaumil akhir, kita mendapat shafaat dari beliau.
Bapak Gubernur yang Putri hormati,
Sebelum tulisan ini dilanjutkan, Putri mohon izin terlebih dahulu untuk memperkenalkan diri sebagai berikut; nama lengkap Khairaniputri Adelista Elvindra, murid kelas IV SD Negeri 05 Pauh, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. SD tempat Putri sekolah ini, Alhamdulillah, sudah berprestasi lho Pak, sehingga Ibu Kepala Sekolah sudah pernah diundang ke Istana Merdeka Jakarta untuk mengikuti Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan. Prestasi itu   antara lain Juara Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Tingkat Nasional dan pemenang lomba Adiwiyata. Disamping itu, Sekolah Putri, dulunya, merupakan satu-satunya SD yang berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). SD Negeri 05 juga mempunyai banyak kegiatan ekstrakurikuler, antara lain yang Putri ikut berpartisipasi adalah drum band, dokter cilik, dan peragaan busana,MTQ dan berpidato.
Sebenarnya sudah cukup lama Putri ingin berkirim surat kepada Bapak, Keinginan ini muncul, karena Putri pernah melihat Bapak waktu kunjungan ke Pasaman, meskipun dari kejauhan. Alhamdulillah dengan adanya lomba ini, niat Putri dapat terkabul. Terima kasih atas kesempatan yang Bapak berikan. Putri mau bercerita kepada Bapak tentang Pasaman, yang merupakan salah satu dari sembilan belas Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Sumatera Barat. Pasaman adalah wilayah paling ujung bagian utara dari provinsi yang Bapak pimpin, dan sebagian besar daerah ini berupa kawasan pertanian. Maka tak heran mayoritas penduduknya mempunyai profesi sebagai petani. “Bareh Pasaman” atau yang dulu kita kenal dengan “Bareh Tapuih” merupakan salah satu hasilnya. Pasaman juga merupakan kawasan hijau, disebabkan memiliki banyak hutan yang rindang. Sehingga tidak salah kalau Pasaman dikatakan sebagai paru-paru Sumatera Barat, karena 48,24% dari luas wilayahnya adalah kawasan hutan.(kata Papa prosentasenya)
Namun akhir-akhir ini, Putri membaca di koran maupun melihat dan mendengar di mass media elektronik, seperti televisi. Pada media-media tersebut diberitakan tentang kejadian-kejadian bencana alam yang terjadi pada berbagai  daerah di Sumatera Barat. Bencana alam tersebut meliputi banjir, longsor, gempa, dan malah tsunami. Kejadian-kejadian itu sangat menakutkan bagi Putri dan teman-teman. Hampir semua daerah telah mengalami musibah demi musibah, tidak terkecuali di Kabupaten Pasaman. Di Solok terjadi gempa akibat letusan Gunung Api, longsor (galodo) di Kabupaten Padang Pariaman yang mengakibatkan perkampungan hancur lebur dan malah memakan korban jiwa, serta banjir yang disusul terbannya tanah di Padang. Di Pasaman, tempat Putri tinggal juga tidak lepas dari bencana ini. Masih segar dalam ingatan kita pada tahun 2012 yang lampau banjir disusul longsor besar yang merusak jalan, rumah, dan infrastruktur di Kecamatan Simpang Alahan Mati. Malah baru-baru ini (bulan Februari kemarin 2013), Nagari Koto Nopan di Kecamatan Rao Utara menjadi terisolir akibat banjir dan longsor. Akibatnya Pak, saudara-saudara Putri di sana mengalami penderitaan, karena terputusnya transportasi menimbulkan kelangkaan pasokan kebutuhan sehari-hari. Untunglah dengan kerja keras Pemerintah dan bantuan para dermawan, sedikit demi sedikit kendala ini dapat diatasi.
Memang musibah merupakan ujian atau takdir dari Allah SWT, namun bila Putri perhatikan sebagian bencana ini diakibatkan ulah tangan-tangan jahat manusia. Misalnya ada yang menggunduli hutan, padahal tanaman-tanaman yang tumbuh di sanalah yang akan menyerap air jika hujan dan menghasilkan oksigen bagi kita. Akan tetapi Pak, mereka tidak mau sadar akan hal ini, sehingga terjadilah bencana.

Dulu Pak kata Mama, “Rimbo Panti ini kalau kita lewat agak gelap, sekarang sudah sangat terang” tentu ada yang berkurang pohonnya. Sewaktu Kami melintasi  daerah dari Panti belok kiri ke Cubadak, nagari duo koto  pohon di hutan itu sepertinya banyak yang di tebang, ada yang dialih-fungsikan untuk lahan perkebunan, ada untuk areal kedai minuman dan perumahan penduduk. Padahal hutannya dilarang ditebang. Yang parahnya lagi Pak sewaktu Putri melewati daerah Talu (Pasaman Barat) ada air besar dari atas bukit yang melewati langsung  dalam rumah penduduk. Juga kami pernah hampir tertimbun longsor di daerah talu juga. Hujan turun begitu derasnya, dan tanah bukit sudah jarang pohonnya. Akhirnya kami berputar haluan menginap di simpang empat. Pernah juga Putri dengar Kecamatan Bonjol banjir besar sampai mobil hanyut terbawa air.Sewaktu kami melewati Simpang Alahan Mati Nampak sekali longsor dan air itu membawa kayu-kayu pohon yang sudah di tebang. Kayu itu bergelimpangan di sepanjang jalan yang kami lalui.Jalannya sudah kecil, sangat jelek Pak, bahu jalan sudah terban. Tolonglah perbaiki jalan itu Pak, Putri mohon Pak. Kata Papa Putri, “ Jalan itu jalan propinsi”. Jalan itu merupakan jalan alternatif apabila macet di Bukit Tinggi. Ketika lebaran kami selalu melewati jalan itu, tahun kemaren Mama dan Putri ketakutan melewatinya harus hati-hati kalau tak bisa masuk jurang. (itu lho jalannya yang kena longsor dan bajir tahun kemaren).
Kata Papa, Pak Bupati sudah mencanangkan penanaman beribu pohon, tentu pohonnya sekarang kecil. Putri melihat yang ditanam penduduk banyak coklat, pohonnya diganti dengan tanaman perkebunan yang akarnya tidak bisa menampung air dengan kuat. Akibatnya longsor dan banjir mudah datang. Masyarakat banyak juga yang belum sadar akan pentingnya pohon besar itu. Mereka seakan berpikir itu tak akan datang ke kita, kita kan nebangnya sedikit. Mereka tidak tahu yang sedikit demi sedikit itu lama-lama akan menjadi bukit. Yang akan meletus kapan saja Allah ingginkan. Apalagi Putri tinggal di Lubuk Sikaping yang konon cerita berasal dari lubuak nan sakapiang. Kalaulah banjir dan longsor terjadi disini, entahlah wallahu alam.
Sekolah kami selalu aktif dalam penghijauan dan bank sampah. Ibu Kepala bersama warga sekolah segala menggalakkannya. Kami selalu menjaga kebersihan karena sekolah kami sudah termasuk percontohan. Banyak sekolah-sekolah lain yang berkunjung. Dekat lho Pak dengan kantor Bupati. Di sekolah, kami diajarkan komputer dari kelas satu oleh Pak Endang. Sekarang Putri sudah Kelas 4. Pak Endang pandai dalam operator dan memperbaiki komputer.
Sepertinya cerita Putri sudah terlalu panjang, jangan bosan ya Pak membaca surat Putri. Datanglah berkunjung ke SDN 05 Pauh Lubuk Sikaping, Putri ingin berfoto bersama Bapak, Putri ingin seperti Bapak menjadi orang besar. Putri sudahi tulisan Putri ini. Terima-kasih atas perhatian Bapak mau membaca tulisan Putri, mohon maaf atas kalimat yang salah dan permintaan yang besar. Wabillahi Taufik wal Hidayah.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Hormat ananda,




KHAIRANIPUTRI ADELISTA ELVINDRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar